Kota dengan sejuta kenangan, begitulah kira-kira orang memberi ikon terhadap Pare Kediri dan memang seperti itu kebenarannya. Sebuah tempat yang aku rindukan, sebuah tempat yang memberiku cakrawala kehidupan bahwa hidup tak sesempit yang aku pikirkan sebelumnya, aku berdoa bertahun-tahun agar diberi kesempatan untuk dapat mengenang kembali, merasakan ulang suasananya, dan kembali belajar. Tuhan maha pemurah terhadap keinginan hambanya, asal meminta Tuhan pasti mengasihinya aku percaya itu dan aku telah membuktikannya. Tuhan tidak pernah memberi apa yang diinginkan tetapi memberi apa yang seharusnya diterima ,  dibutuhkan, dan di lakoni oleh mahlukNya.

Kota sejuta kenangan

Banyak hal istimewa di kota ini, mulai dari makananan yang pas di kantong pelajar, akses wisata yang mudah, teman-teman dari berbagai latar menjadikan pertemanan semakin renyah setiap harinya, hal yang cukup di kenang adalah cinta periode (baca: cinta lokasi) yang umumnya hanya akan bertahan saat masa kursusan masih berlaku, setelahnya maka habis pulalah cintanya. satu hal yang tidak hanya akan di kenang yaitu persahabatan atau kekeluargaan dalam kursusan/camp/dormitory tersebut. Di mana jika kita singgah ke lokasi masing-masing, mereka akan menyambut dengan warm welcome


Satu bulan liburan kuliah alhamdulillah dapat bermain sambil belajar pun tetap produktif menghasilkan uang. Bisa meet up teman lama, nambah teman baru, belajar ilmu baru -kursus musik di kampung inggris- dan tentunya pengalaman seru ngurus anak camp dalam jumlah yang banyak.

Baca juga: Be the new you dengan 5 buku ini

Muka garang, judes, dan perhatian menjadi topeng setiap harinya meski lebih sering garing dan judesnya, tapi itu semua aku lakukan karena kewajiban belaka. Selebihnya ya barangkali itu memang watak aslinya. Tak ada harapan dan doa lain untuk mengganti keburukan karakter ku terhadap mereka kecuali harapan dan doa agar mereka memperoleh apa yang di harapkan.
Keluarga AA camp LC

Sebenarnya satu hal yang saya inginkan bersama mereka yaitu foto bersama di depan AA camp dan minta maaf selama kurang lebih sebulan bersama mereka. Namun, malam itu aku tutup tanpa kata dan sweet memory. Panggilan desak dari kampus harus dipenuhi pagi harinya apalagi malam itu bus untuk jurusan Surabaya sudah mentok pukul 18:00 sedangkan di jam itu, aku masih cari oleh-oleh buat ponakan ku. So mau tak mau malam itu harus ke surabaya meski harus menempuh perjalanan sekitar setengah jam dengan naik ojek dan melewati jalan yang di penuhi ilalang. Tapi biar bagaimana pun inilah alur ceritanya😊
Baca Juga